Sabtu, 16 Januari 2010

PERSETERUAN ANTARA ISRAEL-PALESTINA

A. Akar Permasalahan
Persoalan Palestiana berawal dari konflik wilayah antara bangsa Arab dengan bangsa Yahudi. Yang memperebutkan wilayah Palestina. Bangsa Yahudi ingin kembali ke Palestina yang dipandangnya sebagai wilayah tanah airnya. Dan mendirikan Negara Yahudi di Palestina. Ketiak Palestina dikuasai oleh Turki, telah banyak orang Yahudi yang datang ke Palestina dan hidup damai berdampingan dengan bangsa arab. Namun dengan adanya suatu kekuatan politik yang timbul dari gagasan Dr. Theodore Herzl (seorang wartawan Yahudi Austria) yang menulis artikel yang berjudul Der Judenstat (Negara Yahudi). Herzl sengaja mengangkat persoalan kaum Yahudi karena erasaan Anti-Yahudi ada dimana-mana ditambah lagi adanya dukungan dari kaum yahudi di Eropa Timur. Sehingga timbul suatu gerakan Zionisme pada tahun 1895. tujuan dari Zionisme adalah :

1. Mempersatukan semua orang yahudi diseluruh dunia yang tidak hanya sebagai sutau ras, melainkan menjadi satu nation (Kongres Zionis di Basel-swiss).
2. Menuntut palestina sebagai tanah air bangsa yahudi.
3. Mendirikan sebuah Negara yahudi (Israel),
4. Mengusahakan kembalinya bangsa yahudi ke Palestina.


B. Konflik Israel -Palestina
Israel, sebuah Negara yahudi yang atas dasar deklarasi Balfour, sedikit banyak telah mempengaruhi situasi politik di Timur Tengah. Keputusan PBB untuk membagi tanah palestina yang sebelumnya merupakan koloni inggris yang direbut dari kerjaan Turki Usmani mendapatkan tentangan keras dari dari Negara-negara Arab. Kaum Yahudi yang mendapatkan 55% dari seluruh wilayah Palestina walaupun jumlah penduduk mereka hanya mewakili 30% dari seluruh penduduk daerah ini. Kaum Yahudi akhirnya memproklamasikan berdirinya Negara yahudi Israel pada tanggal 14 mei 1948 dan sehari kemudian langsung menjadi korban serbuan Lebanon, Irak, Suriah, Mesir dan Yordania. Peperangan terus berlanjut dikemudian hari diantaranya perang kanal Suez, perang enam hari, perang Yom Kippur dan lain-lain.
Dalam perang Yom Kippur yang menjadi titik tolak mengambangnya masalah Palestina, Mesir dan Suriah merupakan Negara yang paling menderita dalam perang ini disamping rakyat palestina dan tentunya Israel sendiri. Kedua negara ini kehilangan hampir 35000 tentaranya. Mesir sendiri yang pada akhir perang terdesak oleh pasukan Israel hingga ke daerah terusan Suez dan perbatasan ibukota Kairo akhirnya menandatangani perjanjian Camp David.
Palestina terletak di bagian barat benua Asia yang membentang antara garis lintang 15-34 dan 40-35 ke arah timur dan di antara garis lintang meridian 30-29 dan 15-33 ke arah utara. Palestiana membentuk bagian tenggara dari kesatuan geografis yamg besar di balahan timur dunia Arab yang disebut dengan negeri Syam. Selain Palestina, Syam juga meliputi Lebanon, Suriah, dan Yordania. Perbatasan palestina di mulai dari Lebanon di Ras el-Nakoura di wilayah laut tengah dan dengan garis lurus mengarah ke timur sampai daerah di dekat kota kecil Lebanon yaitu Bent Jubael dimana garis pemisah antara kedua Negara miring ke utara dengan sudut yang hampir lurus. Pada titik ini, perbatasan berada mengitari mata air sungai Yordania yang menjadi bagian dari Palestina dalam jalan kecil yang membatasinya dari wilayah timur dan wilayah barat Suriah dan danau Al- Hola, Laut Tengah dan Tabbariyya.
Perbatasan dengan Mesir dapat digambarkan dengan garis hampir membentang lurus yang membentang antara daerah semi pulau Semena dengan padang pasir Al-Naga. Perbatasan ini di mulai dari Rafah di Laut Tengah hingga sampai ke daerah Taba di teluk Aqaba. Karena lokasinya terletak di pertengahan Negara-negara Arab, Palestina membentuk kombinasi geografi yang natural dan humanistic bagi medan teresterial yang luas yang memuat kehidupan orang-orang asli Badui di wilayah selatan dan gaya pendudukan yang sudah lama di kawasan utara.
Tanah Palestina punya keistimewaan di banding yang lainnya karena merupakan bagian dari tempat diturunkannya semua agama Samawi tempat dimana peradaban kuno muncul dan menjadi jembatan aktivitas komersial dan tempat penyeludupan ekspedisi militer di sepanjang Sejarah yang berbeda. Lokasi strategis yang dimiliki Palestina memungkinkannya untuk dijadikan faktor penghubung antara berbagai dunia kuno baik Asia, Eropa maupun Afrika. Palestina menjadi tempat yang dijadikan pintu masuk bagi perjalanan kenegara-negara tetangga.
Perjuangan Yasser Arafat dengan organisasi PLO, yang telah mendapatkan hasil maksimal dalam usahanya membebaskan Palestina dari cengkraman Israel. Kegagalan PLO dalam berjuangan Pelestina kemudian melahirkan sebuah organisasi Islam radikal yang bernama Hamas dalam membendung serangan Israel Hamas menggunakan taktik Intifadha dan perang gerilya yang berlawanan dengan taktik PLO yang menggunakan jalan diplomasi dan perundingan. Pada akhirnya waktulah yang menentukan kalau Intifadha yang disponsori Hamas jauh lebih berhasil dibandingkan diplomasi ala PLO.
Perpecahan dunia Arab menjadi beberapa kubu yang saling bertentangan, benar-benar menyudutkan posisi PLO walaupun sejak perang Oktober 1973, Yasser Arafat telah bersikap cerdik dalam memelihara perkembangan perimbangan kekuatan dunia Arab, namun poarisasi serta dampak perang Irak-Iran telah melahirkan ketegangan-ketegangan tertentu dalam system yang lebih rumit. Hasil perjanjian Camp David yang awalnya untuk menyelesaikan masalah Palestina ternyata tidak jelas dan semakin mempersulit posisi Palestina.
Merosotnya pengaruh politik PLO terlihat tatkala Arafat berupaya menegaskan kembali kebebasannya dengan mengambil sikap yang relative netral dalam permusuhan Suriah versus Irak. Perjuangan bagi penundaan konferensi puncak antagonisme diantara kedua kubu sama sekali tidak diacuhkannya. Kegagalan ini menyebabkan Arafat tundukpada tekanan Suriah dan dengan terpaksa menyetujui pemboikotan terhadap pertemuan puncak liga Arab di Amman, Yordania tahun 1980. Masalah lain yang dihadapi palestina adalah tumbuhnya permusuhan antara mereka dengan orang-orang Lebanon. Orang-orang Palestina seringkali meremehkan kedaulatan Lebanon, sebaliknya orang-orang Lebanon berkeyakinan bahwa PLO bersungguh-sungguh bermaksud menanamkan dirinya tatkala peluang bagi pembentukan kekuasaan Negara murni semakain kecil.
Konsep penanaman yamg beranggapan bahwa rakyat palestina tengah berada pada proses pembentukan kedaulatan di selatan Lebanon, sebagai bagian darin apa yang di nilainya merupakan rencana amerika dan memecahkan di lema timur tengah dengan menempatkan mereka secara permanen. Namun tidak terdapat bukti yang memperkuat anggapan tersebut.
Dengan demikian posisi PLO di dalam dunia arab, telah di hancurkan oleh polarisasi dalam perang Irak-Iran. Hal ini terjadi karena PLO amat bergantung pada keanekaragaman kedua blok yang terseret dalam perang tersebut. Posisi PLO yang dalam hal ini terjepit diantara dua kepentingan yang saling bertentangan telah mengakibatkan lunturnya kepercayaan rakyat Palestina terhadap perjuangan diplomasi yang dilakukan PLO. Dengan terjadinya peristiwa ini Hamaslah yang mendapat keuntungan besar karena aksi Intifadha yang disponsori Hamas jika dilihat dari segi efktivitas cenderung lebih berhasil bila dibandingan dengan jalan terakhir yang ditempuh PLO.
Perjuangan Hamas sendiri sangat dipengaruhi oleh ajaran Wahabi dari Arab Saudi, yang menjadi pemasok keuangan bagi kelangsungan operasi Hamas disamping Iran dan Suriah. Kebijakan politik Hamas yang kurang mendukung usaha diplomasi Yasser Arafat pada era 1990-an dimana dihasilkan perjanjian Oslow dan juga program Jerico – Gaza first yang kemudian mengalami kegagalan dan jalan buntu. Akibatnya di Palestina sering terjadi pertikaian antara faksi-faksi perjuangan seperti Al Fattah, Hamas, PLO, Jihad Islam dan sebagainya.

C. Apa Itu HAMAS ?
HAMAS merupakan “Gerakan Perlawanan Islam” di Palestina yang berideologi Islam dan bersifat ‘Fundamentalis’. Fundamentalisme dalam hal ini diartikan sebagai faham yang kemudian diwujudkan melalui gerakan “kembali ke Islam”, Islam dijadikan sebagai asas utama pergerakannya dan nilai-nilai yang ada didalamnya merupakan pegangan hidup yang dijadikan rujukan tingkah laku anggotanya dalam bertindak. Didirikan pada 14 Desember 1987 oleh Syeikh Ahmad Yassin sekaligus sebagai pemimpin spiritual HAMAS.
Jika membicarakan HAMAS, maka tidak lepas dari cikal bakal dan akarnya sebab akar ideologi gerakan HAMAS telah tumbuh sejak tahun 1950-an dan banyak dipengaruhi oleh ideologi dari gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang didirikan pada tahun 1928 oleh Hasan al-Banna. Bisa dikatakan HAMAS merupakan metamorfosis dari gerakan yang dilakukan Ikhwanul Muslimin di Palestina. Meskipun telah dibekukan keberadaannya oleh Perdana Menteri Mesir, Muhammad Fahmi Naqrasyi yang berkuasa pada saat itu, pergerakannya tetap masih ada melalui perjuangan bawah tanah. Geliat ideologi Islamis pada awalnya tenggelam terlebih sejak bangkitnya gerakan nasionalis Arab yang diusung oleh Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser dari partai sosialis Arab Baath yang berkuasa di Irak dan Suriah saat itu. Kekalahan bangsa Arab atas Israel pada perang tahun 1967 membangkitkan kembali geliat ideologi Islam yang merupakan alternatif dari gerakan nasionalis yang dianggap gagal menghadapi Israel.
Ikhwanul Muslimin semula merupakan sebuah “jamaah yang murni religius dan filantropis yang bertujuan menyebarkan moral Islam dan amal baik”. Ideologi gerakan ini disebut Islamis karena memiliki cita-cita dan tujuan menjalankan syariat Islam dan berkeyakinan berdirinya negara Islam sebagai unsure penting dari tatanan Islami yang diinginkan dan muncul sebagai penetrasi ideologi Barat dan dominasi imperialisme Barat khususnya di Timur Tengah yang menimbulkan reaksi dan penolakan.
D. Politik HAMAS
Keputusan politik yang tak kenal kompromi yang digulirkan oleh syekh Ahmad Yassin terhadap Zionis Israel telah menyebabkan para pemimpin Hamas mulai dari Ahmad Yassin hingga perdana mentri Palestina saat ini, Ismail Haniya menjadi target utama yang harus disingkirkan. Keputusan politik yang ditetapkan Hamas dalam menyikapi peta perundingan yang berisi antara lain penyerahan, pengamanan Tepi Barat dan jalur Gaza kepada polisi Palestina, pemberian kewenangan kepada pemerintah otoritas Palestina untuk membentuk angkatan bersenjata telah menyebabkan Mahmoed Abbas selaku presiden palestina tak berdaya karena harus mengemban misi ”peta jalan damai” pesanan Amerika, dilain pihak harus menghadapi perlawanan fisik dan mental dari sebagian besar rakyat Palestina yang didukung oleh faksi garis keras yang menaruh keraguan atas niat baik Amerika Serikat.
Pelaksanaan pemilu Palestina yang dijadikan syarat oleh Amerika Serikat pada Palestina sedikit banyak telah menghapus keraguan berbagai pihak atas “peta jalan damai”. Ketika hasil pemilu diumumkan dan Hamas kemudian menjadi pemenangnya dan membentuk kabinet di bawah Ismail Haniya. Amerika Serikat sendiri menolak hasil pemilu yang demokratis tersebut karena mengganggap Hamas sebagai organisasi teroris yang mempunyai akses dengan Al Qaeda. Sebagai tindak lanjut atas kebijakan Hamas tersebut Menlu Condolisa Rice melakukan pertemuan dengan presiden Uni Eropa Javier Solane untuk menghentikan bantuan Ekonomi dan keuangan pada otoritas Palestina.
Kesulitan keuangan yang dialami Kabinet Hamas dalam membayar gaji pegawainya hingga kini belum teratasi, walaupun Iran dan Arab Saudi memberi bantuan. Konflik internal antara presiden Mahmoed Abbas dengan perdana mentri Haniya telah mengganggu jalannya pemerintahan otoritas Palestina. Kementrian kesehatan yang berada di bawah Haniya mengumumkan kalau mereka kekurangan pasukan obat dan biaya operasional Rumah Sakit karena pemblokiran rekening keuangan dan territorial oleh Israel dan Amerika Serikat. Keadaan masyarakat Palestina yang mulai dilanda perpecahan karena presiden Abbas mengumumkan kepada polisi dan pegawai negeri yang loyal kepadanya untuk menjaga tempat-tempat strategis, dilain pihak kabinet Hamas juga mulai membentuk tentara pemerintah baru yang mayoritas calon anggotanya berasal dari Brigade Al Quds yang merupakan sayap militer Hamas.
Keberhasilan Hamas meraih 76 kursi parlemen belum mampu menyatukan berbagi aspirasi rakyat Palestina. Kaum Fattah bersedia mengakui berdirinya Israel, namun pihak pemerintah otoritas Palestina di bawah Hamas yang didukung oleh Iran mengambil kebijakan berseberangan. Kondisi keamanan Palestina yang tidak menentu menurut para analis akan bernasib sama dengan Lebanon, ini semua disebabkan karena pertentangan intern antar faksi Palestina sendiri.
HAMAS, hal ini di pelopori oleh kebangkitan gerakan kaum muda Palestina yang melancarkan serangan terhadap pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan yang dipicu oleh serangan-serangan Israel yang membabi buta terutama terhadap warga sipil Palestina sejak Perang Libanon 1982. Momentum ini begitu fenomenal disebabkan oleh keberanian mereka menantang pasukan Israel yang dilengkapi berbagai persenjataan mutakhir, sementara “senjata” mereka hanya berupa batu-batu dan ban-ban bekas ternyata mampu membangkitkan simpati dan membukakan mata dunia internasional khususnya dunia Islam akan penderitaan yang dialami bangsa Palestina di wilayah pendudukan. Perjuangan ini dilakukan oleh kaum muda Palestina yang sebenarnya tidak merasakan langsung masa-masa “revolusi perjuangan” Kemenangan HAMAS: Pengaruh dalam Strategi dan Arah Politiknya Terhadap Proses Perdamaian Israel-Palestina. melawan Israel (perang tahun 1948 maupun 1967),namun karena tinggal di wilayah pendudukan, maka secara langsung merasakan kekejaman, baik berupa kebijakan sosial-ekonomi yang diskriminatif maupun bentuk-bentuk represi fisik lainnya yang dilakukan rezim Zionis. (Sihbudi, ed., 2005:74) Intifadhah kedua meletus di tahun 2000 sebagai respon akan pelanggaran dan kesewenang-wenangan Israel di tanah Palestina dengan kedatangan Ariel Sharon ke MasjidilAqsha yang suci dan membuat umat Islam merasa terhina, terlebih setelah kunjungan Ariel Sharon tersebut, tentara Israel menyerang para jamaah yang sedang beribadah dengan melepaskan tembakan yang mengakibatkan syahidnya para jamaah tersebut. Cita-cita dan tujuan HAMAS tercantum dalam sebuah covenant (piagam) yang berisi seluruh kredo ideologi mereka dan menjelaskan bagaimana kebijakan mereka dalam semua level perjuangan, baik mengenai Israel maupun gerakan nasional lainnya. Penghapusan Israel dari peta dunia merupakan agenda utama HAMAS dalam mewujudkan cita-cita pergerakan demi terwujudnya negara Islam Palestina merdeka. Cita-cita dan tujuan tersebut tidak bisa dipisahkan dari akar HAMAS sendiri yang memiliki tujuan serupa. Oleh karena itu pada akhirnya citacita dan tujuannya akan bersinergi dengan cita-cita dan tujuan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Karena hal ini maka HAMAS dipojokkan oleh Israel dan sekutunya, Amerika Serikat dengan stigma “teroris”.
Struktur organisasi HAMAS terdiri atas dua jenis keanggotaan, yaitu anggota biasa yang terdiri dari kader-kader yang telah dibina secara khusus dalam berbagai pengkaderan HAMAS dan berhak memilih dan duduk dalam kepengurusan HAMAS, kedua adalah anggota luar biasa yang terdiri dari kaum Muslimin yang menyatakan bergabung dalam HAMAS namun dibina secara khusus dan hanya berhak ikut berpartisipasi dalam berbagai kekuatan HAMAS. Memiliki dua divisi yakni, divisi politik dan militer yang bergerak secara sistem sel ditingkat akar rumput dan langsung berjuang pada level terendah. Masjid digunakan sebagai basis gerakan untuk mengobarkan semangat jihad dalam menghadapi Zionis Israel karena masjid adalah tempat yang strategis dan efektif untuk mentransformasikan cita-cita dan arah pergerakan sekaligus sebagai penyebaran ideologisasi kepada rakyat Palestina.
Tercapainya perdamaian dan juga kemerdekaan Palestina tampaknya sangatlah mustahil karena kurangnya inisiatif dari kedua belah pihak yang bertikai yang menguasai mayoritas suara di parlemen. Partai Likud yang merupakan pemenang pemilu di Israel adalah partai garis keras yang tidak menginginkan perdamaian dengan Palestina, dilain pihak Hamas yang menguasai pemerintahan otoritas Palestina juga memiliki kebijakan yang jelas-jelas tidak ingin berdamai dengan Israel walaupun suara kaum minoritas yang dimotori PLO dan Mahmoed Abbas yang moderat menginginkan tercapainya perdamaian dengan Israel.
E. Penutup
HAMAS sebagai kelompok Islam radikal yang Mengkonsentrasikan pergerakannya pada penghapusan hegemoni Israel di Palestina adalah gerakan pemikiran dan sosial, politik dan militer yang telah mengakar di Palestina dan terpatri dalam kesadaran rakyat Palestina. Bahkan HAMAS kini mendapatkan simpatisan yang cukup luas di dunia Arab dan Islam. Berbagai tekanan dan kecaman dari berbagai pihak justru menjadikan gerakan ini semakin populer. Keputusan Israel membunuh para pemimpin HAMAS dinilai sebagai upaya Israel membasmi gerakan perlawanan Palestina sampai ke akar-akarnya, Hingga mempengaruhi sikap poltik HAMAS terhadap Israel. Israel mungkin tidak akan pernah bisa menghancurkan HAMAS secara militer, karena pada dasarnya HAMAS bukan organisasi, melainkan gerakan ideologi yang menjadi tumpuan harapan rakyat Palestina yang telah mengalami kekecewaan atas proses perdamaian selama ini menyusul gagalnya kesepakatan Oslo yang dicapai Israel dan PLO.
HAMAS sadar bahwa sejak menjadi bagian dari Otoritas Palestina, maka tidak bisa menghindari negosiasi dan kompromi poltik yang bisa jadi mempengaruhi alur kebijakan poltiknya menjadi lebih moderat dan pragmatis. Namun sikap ini tampaknya tak berlaku dalam penyelesaian konflik dengan Israel. Memang ada upaya-upaya dialogis dan kompromis yakni dengan menyetujui inisiatif Damai Arab atau “solusi kompromi” tahun 2002 dan semua Resolusi PBB yng mendukung kembalinya hak-hak rakyat Palestina. Serta bersedia menjalin hubungan diplomatik secara kolektif dengan Israel dengan syarat Israel harus mundur dari semua tanah Arab yang diduduki tahun 1967. Namun Israel sendiri tetap menganggap pemerintahan HAMAS adalah tidak sah dan tidak perlu diperhitungkan, karena Israel tetap melakukan hubungan diplomatik dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas tanpa melibatkan HAMAS. Sejak mengalami banyak tekanan baik dari pihak luar dan pihak Palestina sendiri, HAMAS menegaskan bahwa sikap poltiknya tergantung pada sikap Israel dan berniat mengubah kebijakannya jika Israel juga melakukan hal serupa terhadap kebijakannya. Tekanan-tekanan yang terus menerus ditujukan kepada HAMAS dikhawatirkan dapat memicu kembali sifat radikal HAMAS dalam kebijakan yang diputuskan dalam pemerintahan Palestina. Tampaknya perdamaian Palestina-Israel semakin jauh dari kenyataan dan tidak akan pernah terwujud tanpa adanya kerjasama kolektif antara Otoritas Palestina dan Otoritas Israel demi mencapai solusi yang tidak merugikan pihak yang selama ini tertindas atas pendudukan Israel. Karena bagi HAMAS Palestina adalah tanah wakaf milik seluruh umat Islam di dunia yang tidak boleh sejengkalpun hilang terlebih dirampas oleh tangan-tangan yang ingin berusaha menghapus identitas dan akar keagamaan serta peradaban Islam yang telah ada sejak ribuan tahun silam.

Minggu, 10 Januari 2010

SKRIPSI OLAHRAGA (2)

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
Jenis pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan eksperimen, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara memberikan perlakuan terhadap sobyek penelitian. Arikunto (2002), mengatakan bahwa dengan cara ini penelitian sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan kemudian selanjutnya meneliti bagimana akibatnya.

Dalam pelaksaan penelitian ini subyek penelitian diberikan latihan lari zig-zag yang dilakukan dengan mengacu pada program latihan yang telah disiapkan, kemudian selanjutnya meneliti bagimana pengaruh latihan lari zig-zag tersebut terhadap keterampilan menggiring bola pada subyek penelitian

B. RANCANGAN PENELITIAN
Pelaksaan penelitian ini mengunakan rancangan pola rancangan one group pretes posttest dessing (Suryabrata, 1983). Pola rancangan tersebut di gambarkan sebagai berikut :
Pre-test Treatment Post-test
T1 X T2

Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Melaksanakan pre-test (T1) kepada subyek untuk mengukur hasil keterampilan menggiring bola sebelum diberi latihan zig-zag.
2. Memberikan pelatihan lari zig-zag pada subyek sesuai dengan program yang telah disediakan.
3. Melaksanakan post-test (T2) kepada subyek untuk mengukur pengaruh yang timbul karena pemberian pelatihan lari zig-zag.
4. Membandingkan hasil T1 dan T2 untuk mengukur pengaruh yang timbul karena pemberian perlakuan pelatihan dengan menggunakan anlisis statistik yang sesuai.

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Dalam buku ini metodologi research di jelaskan bahwa populasi adalah seluruh penduduk atau individu dimaksudkan untuk diselidiki yang paling sedikit mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang sama, dengan kata lain Populasi penelitian adalah merupakan seluruh individu yang akan di jadikan subyek penelitian, (Sutrisno,1987). Sedangkan ahli lain menyatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada diwilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, (Arikunto, 2002).
Sesuai dengan pengertian populasi di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain Ps. Bima Sakti Lawata tahun 2008/2009 yang berjumlah 20 orang.
Mengingat populasinya hanya 20 orang, maka penelitian ini dilaksanakan dalam penelitian populasi.

D. INSTRUMENT PENELITIAN
Untuk mendapatkan data diperlukan instrument, yang di maksud dengan instrument adalah alat yang pergunakan pada waktu penelitian, ( Arikunto, 2002 ). Dengan kata lain metode tidak dapat memenuhi fungsinya dengan efektif apabila instrument yang menjadi alat dari metode itu tidak valid.
Oleh karena itu peneliti menggunakan instrument yang validitasnya sudah diakui oleh para ahli dan disbanding ilmu yang bersangkutan. Disamping itu instrument harus disusun sedemikian rupa agar dapat digunakan instrument dalam penelitian ini.
Berikut ini akan digambarkan instrument yang digunakan dalam penelitian ini:

Adapun alat perlengkapan yang digunakan untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut :
- Lapangan sepak bola
- Bola kaki 3 buah
- Peluit 1 buah
- Stopwatch 1 buah
- Rol meter 1 buah
- Tonggak 10 buah
- Alat-alat tulis dan blangko pencatatan skor.

E. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan atau memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini penulis mengunakan dua metode yaitu :
1. Metode dokumentasi
2. Metode test perbuatan

1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkipsi, surat kabar, majalah prasasti, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2002). Sedangkan menurut Ida Bagus Netra, pencacatan dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencacatan secara sistematis. Dokumen dapat berbentuk tulisan, karangan-karangan, lembaran Negara, buku undangan maupun benda lainnya. (Netra, 1974). Jadi pencacatan dokumen adalah suatu metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data yang berupa arsip-arsip pada suatu lembaga atau instansi. Berdasarkan rumusan diatas, maka yang dimaksud dengan pencatatan dokumen dalam penelitian ini adalah suatu cara mengumpulkan data berupa jumlah dan nama pemain Ps. Bima Sakti Lawata 2008/2009.
2. Metode test perbuatan
Test adalah pengukuran mengenai keadaan dan kemampuan seseorang. Test perbuatan adalah test untuk mengetahui secara langsung mengenai kemampuan seseorang terhadap aktifitas yang dilakukan (Sajoto, 1990). Hasil dari test perbuatan ini akan menjadi data yang diperlukan karena bentuk test yang dilakukan sudah disesuaikan dengan data yang diperlukan. Sedangkan untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka terlebih dahulu melaksanakan test mengenai kemampuan pemain menggiring bola.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini mengunakan metode test perbuatan. Metode test perbuatan yaitu suatu alat atau prosedur yang sistimatis dan obyektif untuk memperoleh data atau keterangan yang diperlukan tentang seseorang dengan orang lain yang boleh dikatakan cepat dan tepat (Kusuma,1972).
Pelaksanaan test perbuatan dimaksud untuk memperoleh data dan kemampuan menggiring bola dalam pemain sepak bola Ps.Bima Sakti Lawata tahun 2008/2009.
Prosedur Test
Pelaksanaan tes kemampuan mengiring bola. Tujuan untuk mengetahui kemampuan menggiring bola dalam permain sepak bola. Tes ini dilakukan perkelompok dengan dilakukan pemanasan sesuai kebutuhan yang diperlukan, adapun pelaksanaan tes adalah:
a. Pemain berdiri di balakang bola menghadap kearah lintasan dalam keadaan siap.
b. Setelah pengambil waktu member aba-aba, mulai pemain segera menggiring bola melewati sebelah kiri rintangan 1 yang dipasang pada garis star, membelok ke kanan melewati sebelah kanan rintangan 2, membelok ke kiri melewati sebelah kiri kiri ritangan ke 3, kemudian pemain membelok ke kanan menjeput bola dan menggiring melewati sebelah kanan rintangan ke 4 membelok kekiri lagi melewati rintangan yang ke 5. Kemudian sebelah kanan rintangan ke 6, akan tetapi bola dilewati sebelah kiri rintangan tersebut selanjutnya pemain membelok ke kiri menjeput bola dan menggiringnya kerintangan 7, membelok ke kiri melewati rintangan 8, membelok ke kanan melewati rintangan ke 9, kemudian sebelah kanan rintangan 10 (rintangan terakhir) yang terletak pada garis finish.
c. Pengambil waktu menhentikan stop watch apa bila pemain dan bolanya sudah lewat dari garis finish. Dan apabila pemain melakukan gerakan yang salah pengawas segera menginggatkan dn harus membetulkan gerakan yang salah tadi dan segera menentuakan gerakan tes yang dilakukan.
d. Penilaian hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh tes pada saat mengiring bola dan tempat star sampai finish sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Setiap tes akan memberikan kesempatan mengulang sampai tiga kali Petugas yang membantu dalam pelaksaan penelitian :
1. Samsul Rizal (Mahasiswa FPOK IKIP Mataram). Tugasnya menghitung waktu pemain yang melakukan lari zig-zag.
2. Adytia S (Mahasiswa FPOK IKIP Mataram). Tugasnya mencatat waktu pemain yang melakukan lari zig-zag.
3. Edyman Suparjo (Mahasiswa FPOK IKIP Mataram). Tugasnya sebagai pemberi aba-aba pada saat pemain melakukan zig-zag.
4. Muchlis Adi Putra: (peneliti). Tugasnya memasang pancang sekaligus sebagai coordinator.
Pelaksaan pengambilan nilai tes menggiring bola dan latihan lari zig-zag sesuai dengan jadwal ini :
Tabel 1 : Jadwal pelaksaan nilai tes menggiring bola dan latihan lari zig-zag.
NO. HARI/TANGGAL JAM KEGIATAN TEMPAT
01.

02.

03. 08 January 2009

09 January 2009 s/d 08 February 2009
09 February 2009

16:00
WITA
16:00
WITA
16:00
WITA Tes menggiring bola (Pre-tes)

Latihan lari zig-zag (treatment)

Tes menggiring bola (Post-tes) Lapangan sepak bola Atletik
Lawata
Mataram.

F. ANALISA DATA
Data yang terkumpul selama mengadakan penelitian perlu di intepretasikan dengan penuh ketelitian, keuletan dan secara cermat sehingga akan mendapat suatu kesimpulan tentang obyek penelitian dengan baik. Metode pengolahan data. Dalam menganalisa data ditempuh dengan menggunakan analisa statistik.
Statistik dapat menolong peneliti untuk mengumpulkan angka suatu perbedaan yang diperoleh benar-benar berbeda secara signifikan. Apakah kesimpulan yang diambil cukup representatif untuk memberikan infrensi terhadap populasi tertentu.
Di katakan bahwa fungsi dari statistik adalah acapkali dianggap sebagai suatu metode untuk mengumpulkan data, mengolah dan menginterprestasi data (Anto Dajan dan Hariadi,2000). Menurut I.B. Netral (1976) menyatakan bahwa di dalam metode analisa data yang merupakan suatu cara pengolahan data yang digunakan suatu teknik analisa data dan data statistik dan analisa non statistik.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dimana data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah bersifat kuantitatif, yaitu berupa angka-angka, maka penelitian dan penggunaan rumus-rumus statistik ini ditentukan oleh tujuan dan keadaan data yang dipakai dalam menganalisa data penelitian.
Sesuai dengan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yang dikaitkan dengan penelitiannya, maka analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola dengan menggunakan rumus t-test sebagai berikut :
Rumus :


Keterangan :
t = Nilai dari t-hitung atau t-test
M1 = Angka rata-rata hasil keterampilan menggiring bola sebelum lari zig-zag (Post-test)
M2 = Angka rata-rata hasil keterampilan menggiring bola setelah lari zig-zag (Post-test)
d2 = Kuadrat dari perbedaan skor
N = Jumlah pasangan sampel

Adapun langkah-langkah dalam analisis data yang berkaitan dengan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Menurut Hipotesis nihil (Ho) dan Hipotesis alternative (Ha)
2. Menghitung nilai t meyusung table kerja
3. Merumuskan data kedalam rumus atau formula yang digunakan
4. Menguji nilai t yang diperoleh (t-hitung) dengan nilai table
5. Menarik kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini. Baik yang menyangkut jalannya penelitian, jadwal kegiatan serta data-data yang berhubungan dengan penelitian
Adapun urainnya disusun sebagai berikut :
A. Deskripsi Data
1. Penentuan subyek penelitian
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam Bab. III,dimana yang menjadi subyek penelitian adalah keseluruhan pemain sepak bola PS.Bima Sakti Lawata Mataram Tahun 2008/2009 yang berjumlah 20 orang pemain dan keseluruhannya mempunyai kemampuan yang sama atau hampir sama dalam menggiring bola. Keseluruhan pemain yang berjumlah 20 orang yang menjadi subyek penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawa ini :
Tabel 2 : Daftar Nama-Nama Pemain Sepak Bola PS.Bima Sakti Lawata Tahun 2008/2009

NO. NAMA POSISI
1 Iwan S Belakang
2 Aswad Belakang
3 Edyman S Belakang
4 Santa Belakang
5 Alex Belakang
6 Misbah Belakang
7 Azwar Belakang
8 Amir Gelandang
9 Firna Gelandang
10 Wawan Ferdian K Gelandang
11 Ilham Gelandang
12 Agus K Gelandang
13 Nizar Gelandang
14 Eko Nugroho Gelandang
15 Saipul Islam Depan
16 Fazrin Depan
17 Aditia Depan
18 Kirana Depan
19 M.Marewo Depan
20 Indrawan Depan

Setelah 20 pemain tersebut ditetapkan sebagai sample penelitian,maka langkah berikutnya mengumpulkan data dengan melaksanakan tes keterampilan menggiring bola dan melaksanakan latihan lari zig-zag.

2. Data Pre-tes
Berikut ini hasil data yang diperoleh dari keterampilan menggiring bola pada saat pre-tes.
Tabel 3 : Data Pre-tes skor keterampilan menggiring bola pada pemain PS.Bima Sakti Lawata
NO. NAMA Data Hasil Menggiring Bola
(Dalam detik) Hasil
Terbaik Nilai
t-skor
I II III
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Iwan S 15,4 14,7 14,9 14,7 66
2. Aswad 13,4 13,6 12,9 12,9 70
3. Edyman 14,7 13,3 14,2 13,3 69
4. Santa 13,5 13,9 13,2 13,2 69
5. Alex 14,0 14,9 13,9 13,9 68
6. Misbah 15,4 14,7 14,2 14,2 67
7. Azwar 14,4 13,7 13,6 13,6 68
8. Amir 12,9 13,2 13,4 12,9 70
9. Firna 13,4 14,7 14,6 13,4 69
10 Wawan Ferdian K 15,4 13,3 13,8 13,3 69
11. Ilham 12,4 14,4 13,6 12,4 71
12. Agus K 12,9 13,2 13,4 12,9 70
13. Nizar 13,3 12,5 12,6 12,5 71
14. Eko Nugroho 14,5 13,7 14,1 13,7 68
15. Saipul Islam 12,5 13,0 12,9 12,5 71
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
17. Aditia 12,9 11,6 13,5 11,6 73
18. Kirana 12,5 13,3 14,5 12,5 71
19. M.Marewo 13,0 13,5 13,2 13,0 70
20. Indrawan 12,2 12,4 13,3 12,2 71
1390

3. Data Post-tes
Berikut ini hasil data yang diperoleh dari keterampilan menggiring bola pada saat post-tes.
Tabel 4 : Data Post-tes skor keterampilan menggiring bola pada pemain PS.Bima Sakti Lawata.
NO. NAMA Data Hasil Menggiring Bola
(Dalam detik) Hasil
Terbaik Nilai
t-skor
I II III
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Iwan S 13,4 14,2 13,9 13,4 69
2. Aswad 13,1 12,9 11,3 11,3 73
3. Edyman 11,7 13,9 13,5 11,7 72
4. Santa 12,4 13,4 13,2 12,4 71
5. Alex 12,9 13,4 13,1 12,9 70
6. Misbah 13,4 14,3 14,6 13,4 69
7. Azwar 12,4 11,7 12,0 11,7 73

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
8. Amir 13,9 11,2 13,0 11,2 73
9. Firna 13,4 13,7 12,6 12,6 70
10 Wawan Ferdian K 13,4 13,9 12,8 12,8 70
11. Ilham 11,4 13,4 12,6 11,4 73
12. Agus K 11,2 13,1 12,4 11,2 73
13. Nizar 11,1 12,5 12,9 11,1 73
14. Eko Nugroho 12,5 13,2 13,1 12,5 71
15. Saipul Islam 13,5 12,0 11,9 11,9 72
16. Fazrin 12,3 13,5 12,2 12,2 71
17. Aditia 11,9 10,3 12,5 11,3 75
18. Kirana 10,5 13,3 12,5 10,5 75
19. M.Marewo 12,7 11,2 12,8 11,2 73
20. Indrawan 11,4 12,1 11,9 11,4 73
1439

B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan Hipotesa nol (Ho)
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (kerja) yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh Latihan Lari Zig-Zag Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada Pemain PS.Bima Sakti Lawata 2008/2009”
Untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut terbukti kebenarannya, maka hipotesis kerja tersebut terlebih dahulu harus dirubah menjadi hipotesis nol, sehingga hipotesisnya berbunyi “Tidak ada pengaruh latihan lari Zig-Zag terhadap keterampilan menggiring bola pada pemain PS. Bima Sakti Lawata Tahun 2008/2009”.
2. Menyusun Tabel Kerja
Guna mempermudah penulis bekerja dengan rumus yang telah ditentukan,maka sebuah table kerja yang memuat aspek-aspek penting dalam perhitungan nantinya mutlak diperlukan. Dengan demikian, untuk pengolahan data-data tes keterampilan menggiring bola, dibutuhkan table kerja sebagai berikut :
Tabel 5 : Tabel kerja perhiungan rata-rata dan penapsiran derajad kerja sebaran nilai t-skor perindividu dari nilai rata-rata kelompoknya pada dua variable.
NO. NAMA M1 M2 D
M2 – M1 Xd
(D – Md) Xd2
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Iwan S 66 69 3 0,55 0,3025
2. Aswad 70 73 3 0,55 0,3025
3. Edyman 69 72 3 0,55 0,3025
4. Santa 69 71 2 -0,45 0,2025
5. Alex 68 70 2 -0,45 0,2025
6. Misbah 67 69 2 -0,45 0,2025
7. Azwar 68 73 5 2,55 6,2025
8. Amir 70 73 3 0,55 0,3025
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
9. Firna 69 70 1 -1,45 2,1025
10 Wawan Ferdian K 69 70 1 -1,45 2,1025
11. Ilham 71 73 2 -0,45 0,2025
12. Agus K 70 73 3 0,55 0,3025
13. Nizar 71 73 2 -0,45 0,2025
14. Eko Nugroho 68 71 3 0,55 0,3025
15. Saipul Islam 71 72 1 -1,45 2,1025
16. Fazrin 69 71 2 -0,45 0,2025
17. Aditia 73 75 2 -0,45 0,2025
18. Kirana 71 75 4 1,55 2,4025
19. M.Marewo 70 73 3 0,55 0,3025
20. Indrawan 71 73 2 -0,45 0,2025
1390 1439 49 18,65
69,5 71,95 2,45

Keterangan :
M 1 = Skor Pre-test
M 2 = Skor Post-test
D = Masing-masing subyek (D-Md)
Md = Mean dari perbedaan Pre-test dan Post-test
N = Jumlah sample.
3. Memasukan data ke dalam rumus.
Langkah terakhir menghitung data dengan statistic (rumus-rumus) adalah dengan menghitung nilai perbandingan antara dua kelompok dengan menggunakan rumus t-test. Dan untuk itu menurut Arikunto (2006) rumus t-test yang dipakai untuk menghitung nilai perbandingan sample-sampel terkecil dipakai rumus t-tes sebagai berikut :
1. Mencari hasil mean M1 dan M2


2. Mencari mean dalam perbedaan Pre-test (M1) dengan Post-test (M2) (Post-test - Pre-test):
Md = M2-M1
= 71,95-69,5
=2,45
4. Untuk menghitung nilai t digunakan rumus sebagai berikut :






Jadi nilai akhir dari t yang diperoleh dari perhitungan di atas adalah : 11,086
5. Menguji Nilai t
Setelah mendapatkan nilai dari t hitung dengan df (N-1) = 19 maka nilai hitung yang menunjukan angka 11,086 dari pada t tabel dengan angka 2,093. atas dasar tarif signifikan 5% berarti signifkan.

6. Menarik Kesimpulan
Dilihat dari hasil perbandingan tersebut maka disimpulkan bahwa t-hitung sebesar 11,086>t-tabel 2,093 taraf pengujian segnifikan.
Dengan dasar ini,Hipotesis Nihil (Ho) yang berbunyi ”Tidak Ada Pengaruh Latihan Lari Zig-Zag Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada Pemain PS.Bima Sakti Lawata tahun 2008/2009”ditolak.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada Pengaruh Latihan Lari Zig-Zag Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada Pemain PS.Bima Sakti Lawata tahun 2008/2009”,diterima.
C. Pembahasan
Dari hasil analisa data bahwa M2,setelah diberikan latihan lari zig-zag meannya lebih besar yaitu 71,95, dibandingkan dengan M1 sebelum diberikan lari zig-zag meannya 69,5, sehingga “Ada Pengaruh Latihan Lari Zig-Zag Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada Pemain PS.Bima Sakti Lawata tahun 2008/2009”.
Terjadinya peningkatan hasil keterampilan menggiring bola pada kelompok eksperimen tersebut diprediksi merupakan efek dari latihan lari zig-zag yang diberikan selama 4 minggu,hal ini disebabkan karena latihan-latihan yang diberikan mengacu pada program latihan yang telah dirancang dengan cukup baik yang berpedoman pada prinsip-prinsip dan beban latihan.



BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pada Bab IV yang menunjukan bawha t-hitung lebih besar dari tabel t-tabel (11,086>2,093) pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Hingga dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh latihan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola pada pemain Ps.Bima sakti lawata tahun 2008/2009 mempunyai pengaruh terhadap keterampilan menggiring bola.
B. Saran-Saran
Berangkat dari perolehan dalam penelitian ini,dimana latihan lari zig-zag sangat memberi dampak terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola pada pemain. Oleh karena itu melalui kesempatan ini peneliti menyampaikan saran yang berhubungan dengan upaya peningkatan prestasi maksimal seorang seorang atlet baik kepada guru pendidikan jasmani maupun pelatih, untuk :
1. Melakukan penelitian yang sejenis dengan menggunakan sampel yang berbeda, hal ini dimaksud untuk menjadi bahan pembanding dari hasil penelitian ini.
2. Melakukan penelitian yang berhubungan dengan upaya peningkatan prestasi cabang olahraga permainan khususnya sepak bola.
3. Memanfaatkan hasil penelitian ini dalam proses pemanduan bakat untuk meningkat keterampilan dalam bermain sepak bola.
4. Agar tetap memotivasi pemain dalam meningkatan kemampuan bermain sepak bola.

Selasa, 05 Januari 2010

SKRIPSI OLAHRAGA ( 1 )

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sepak bola merupakan olahraga paling populer di dunia dan permainan mendunia hampir semua negara di Eropa, America selatan, Asia, dan Afrika. Dikenal secara internasional sebagai ”Soccer”, olahraga ini seakan telah menjadi bahasa persatuan bagi berbagai bangsa sedunia dengan berbagai latar belakang sejarah dan budaya, sebagai alat pemersatu dunia yang sanggup melampui batas-batas perbedaan politik, etnik dan agama.

Daya tarik sepak bola secara umum sebenarnya bukan lantaran olahraga ini mudah dimainkan. Tetapi, karena sepak bola lebih banyak menunutut keterampilan pemain di bandingkan olahraga lain. Dengan keterampilan yang dimilikinya, seorang pemain dituntut bermain bagus, mampu menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi dalam pertandingan di atas lapangan dengan waktu yang terbatas, belum kelelahan fisik dan lawan tanding yang tangguh. Pengetahuan tentang taktik dan strategi karena sangat penting. Kesiagapan pemain dalam mengambil keputusan harusnya diuji terus-menerus karena pemain dituntut memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan-perubahan situasi yang amat sering terjadi sepajang permainan. Meskipun dalam permainan sepak bola tidak ditentukan berat atau ukuran pemain secara khusus, semua pemain harus memiliki tingkat kebugaran yang tinggi. Di lapangan, pemain dituntut berlari terus-menerus selama pertandingan berlangsung. Tantangan fisik dan mental yang dihadapi pemain benar-benar luar biasa.keberhasilan tim dan individu dalam bermain pada akhirnya bergantung sepenuhnya pada kemampuan pemain dalam menghadapi tantangan – tantangan yang ada.kemampuan demikian tentunya sangat perlu dikembangkan.
Mereka yang turut mempopulerkan pemain sepak bola ini bukan tidak mungkin karena bakat latihan – latihan keras dan seriusnya dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah latihan zig – zag yang nantinya sangat membantu mereka bergerak dengan lincah, cepat, dan berkelit dari penyergapan lawan. Agar dapat melakukan semua itu dengan baik dan berhasil seorang pemain bola hendaklah melakukannya dengan tekun dan serius. Dengan semakin meluasnya perkembangan dunia olahraga, dan seiring dengan kemajuan IPTEK dewasa ini, maka semakin komplek pula factor – factor penunjang untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi dan cabang olahraga tertentu, terutama cabang olahraga sepakbola. Untuk mencapai prestasi dalam setiap cabang olahraga, tentu mempunyai standar-standar kriteria latihan–latihan terhadap cabang olahraga yang ditekuni, sehingga di dalam pembinaan dan pengembangan atlet nantinya tidak menimbulkan perasaan bosan dan jenuh terhadap program latihan yang diberikan terhadap atlet itu sendiri.
Dari uraian dan penjelasan tersebut, maka dalam hal ini penulis mengemukakan bahwa latihan zig – zag tidak boleh disampingkan, bahwa harus menjadi perhatian utama dalam membina atlit untukk mencapai prestasi yang lebih baik terutama sekali dalam cabang olahraga sepakbola sebab apabila hal ini dibiarkan maka prestasi atlit bisa menjadi turun. Mengingat pentingnya unsur keterampilan dalam pemain sepakbola khususnya dalam mengiring bola, maka perlu diteliti tentang latihan lari zig – zag dan dampaknya terhadap peningkatan keterampilan mengiring bola. Untuk itu peneliti ini mengangkat judul “ Pengaruh latihan lari zig–zag terhadap keterampilan menggiring bola pada pemain PS Bima Sakti Lawata Mataram Tahun 2008-2009 “.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis mengambil sebuah rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu” Apakah ada pengaruh latihan lari zig–zag terhadap keterampilan menggiring bola pada pemain PS Bima Sakti Lawata Mataram Tahun 2008-2009”.

C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang di lakukan oleh seseorang sudah tentu mempunyai tujuan, dengan tujuan itu akan menjadi pedoman dalam kelangsungan dari kegiatan penelitian yang dilakukan, berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan: “Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan lari zig–zag terhadap keterampilan menggiring bola pada pemain PS Bima Sakti Lawata Mataram Tahun 2008-2009”.

D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis adalah kegunaan bagi ilmuan. Untuk itu kegunaan teoritis penelitian ini adalah :
a. Diharapkan informasi yang digali bermanfaat bagi ilmuan dibidang olahraga untuk dapat mengembangkan konsep dasar dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga terutama dalam cabang olahraga sepakbola.
b. Bagi penelitian lain diharapkan terangsang untuk meneliti secara mendalam tentang masalah yang berhubungan dengan cabang olahraga sepakbola yang belum terjangkau dalam penelitian.
2. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis adalah kegunaan bagi pelaksana. Diharapkan informasi yang telah diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi Pembina dan pelatihan olahraga sepak bola khususnya dalam PS Bima Sakti Lawata Mataram.

E. Hipotesis Penelitian
Pada umumnya setiap penelitian menggunakan hipotesis demikian juga terhadap peneliitian ini. Sebelum mengemukakan hipotesis tersebut ada baiknya di jelaskan dalam arti dan peranan hipotesis dalam penelitian.
Untuk mengemukakan pengertian hipotesis penyusun menggaris bawahi beberapa penjelasan pengertian hipotesis seperti : Hipotesis adalah suatu jawaban atau dugaan yang dianggap benar, kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar (Surakhmat, 1998). Sedangkan pendapat lain hipotesis adalah pernyataan tentang suatu hal yang bersifat yang belum dibuktikan kebenaran secara empiris (Nasution, 2004). Ahli lain yang mengatakan hipotesis adalah jawaban sementara yang kebenaran yang akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Soekidji, 2002)
Berdasarkan asumsi penelitian dan kajian pustaka, maka yang dimaksud dengan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti secara teoritis dianggap paling tinggi tingkat kebenarannya.
1. Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan ada pengaruh atau adanya perbedaan antara dua variabel.
2. Hipotesis Nihil (Ho) yaitu hipotesis yang mengatakan tidak ada pengaruh antara dua variable. (Arikunto,2002).
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mengajukan hipotesis alternative yang berbunyi “Ada pengaruh latihan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola pada pemain PS Bima Sakti Lawata Mataram tahun 2008-2009 “.

F. Asumsi Penelitian
Asumsi adalah anggapan dasar (postulat) merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian (Arikunto, 2002). Pendapat lain menyatakan asumsi adalah anggapan dasar atau postulat yang merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenaran diterima oleh peneliti.
Bedasarkan pendapat diatas penulis berasumsi sebagai berikut:
1. Asumsi teoritis
a. Keterampilan menggiring bola hanya dapat dilakukan oleh pemain yang memiliki keterampilan, yang diperoleh dari latihan yang teratur kontinyu.
b. Semakin lincah seorang pemain maka semakin terampil ia menggiring bola.
2. Asumsi Metodik
Penelitian ini dapat terlaksana karena didukung oleh:
a. Metode penentuan subjek/sampel.
b. Metode pengumpulan data
c. Metode analisa data.
3. Asumsi Pelaksanaan
Penelitian ini dapat dilaksanakan karena didukung oleh faktor – faktor:
a. Dapat dijangkau oleh peneliti baik dilihat dari segi waktu, tenaga, dan biaya.
b. Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung penelitian.
c. Bersedianya dosen pembimbing untuk membimbing.


G. Ruang Lingkup Penelitian
Pada ruang lingkup penelitian ini akan diuraikan hal-hal yang mengenai: variabel, populasi atau subyek penelitian dan lokasi penelitian

1. Variabel penelitian, terdiri dari:
• Variabel Terikat : Menggiring bola
• Variabel bebas : Latihan lari zig-zag
2. Populasi/subjek penelitian
Populasi/subjek dalam pelaksanaan penelitian ini pemain sepak bola PS.Bima Sakti Lawata Mataram 2008/2009.
3. Lokasi Penelitian
Lapangan sepak bola Atletik lawata Mataram

H. Defenisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah pengertian mengenai istilah-istilah yang terkandung dalam judul tersebut di atas, dibawah ini penenulis menjelaskan arti serta maksud dari beberapa istilah secara operasional antara lain: (1) Pengaruh, (2) Latihan lari zig-zag, (3) dan Keterampilan menggiring bola.
1. Pengaruh
Penulis menarik kesimpulan bahwa pengaruh adalah dampak atau sebab atau akibat dari suatu bentuk keadaan yang menyebabkan terjadinya perubahan atau peningkatan prestasi.
2. Latihan Lari Zig – Zag.
Penulis menarik kesimpulan bahwa latihan lari zig – zag adalah suatu bentuk latihan yang dilakukan dengan cara berkelok–kelok dengan tanda yang telah diatur melewati rambu–rambu yang telah disiapkan.

3. Keterapilan menggiring bola
Keterampilan menggiring adalah suatu gerakan–gerakan lari mengunakan bagian kaki mendorong bola agar tergulir terus-menerus diatas tanah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan membahas secara berturut-turut (A). Pengaruh, (B). latihan, (C). Lari Zig-Zag, (D). Keterampilan Menggiring Bola.

A. PENGARUH
Mengenai pengertian dari pengaruh, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pengaruh dapat diartikan sebagai suatu penyebab terjadinya suatu perubahan atau peningkatan, tergantung dari sudut mana orang menilainya, seperti perubahan psikologi pada manusia muncul antara lain sebagai akibat dari peruban fisik (Sarlito.1991). Perubahan fisik hampir selalu dibarengi dengan perubahan perilaku dan sikap. Sedangkan bila dilihat dari peningkatan prestasi suatu cabang olahraga, perubahan–perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan bentuk latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan apa yang menjadi tujuan latihan tersebut. Seperti latihan interval lari 50 m terhadap peningkatkan menggiring bola, pengaruh latihan push – up terhadap prestasi tolak peluru.
Dari uraian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengaruh adalah dampak atau sebab akibat dari suatu keadaan atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan atau peningkatan prestasi menjadi lebih baik.



B. LATIHAN
Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan fisik ataupun keterampilan pada suatu cabang olahraga, sering kali orang sudah berlatih walaupun hanya melakukan kegiatan satu atau dua kali saja setiap minggu, hal ini disebabkan karena pengertian tentang pelatihan belum dipahami dengan benar. Oleh karena itu berikut ini akan diberikan uraian mengenai hal – hal yang berhubungan dengan pelatihan, yang terdiri dari : 1. Pengertian Latihan, 2. Aspek – aspek latihan, 3. Prinsip – prinsip latihan.
1. Pengertian Latihan
Mengenai pengertian dari latihan, ada beberapa ahli mengajukan pendapatnya, yaitu antara lain: Setiawan ( 1992 : 2 ) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan latihan adalah “ proses yang sistematis dari kerja fisik yang dilakukan secara berulang – ulang dengan setiap hari menambah jumlah beban pekerjaannya “. Harsono (1993) mengemukakan pendapatnya tentang latihan adalah “ suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang–ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya bertambah”.
Dari kedua pendapat diatas, terlihat bahwa ada 3 (tiga) yang perlu di pahami dalam pengertian tersebut, yaitu sistematis, berulang-ulang dan kian hari beban latihannya kian bertambah, ketiga hal tersebut dijelaskan sebagai berikut : yang di maksud dengan sistematis adalah latihan yang dilaksanakan secara teratur, terjadwal, dan berkesinambungan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Berulang-ulang mempunyai arti bahwa gerakan-gerakan yang dilatih harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi lebih otomatis dan reflektif dalam pelaksanaanya. Sedangkan yang di maksud dengan beban kian hari kian bertambah adalah bahwa secara berkala beban pelatihannya harus di tingkatkan, maka prestasi tidak dapat tercapai.
2. Aspek-Aspek Latihan
Dalam upaya meningkatkan prestasi ada beberapa aspek yang harus mendapat perhatian untuk di latih. Menurut para ahli, aspek tersebut adalah : a. Aspek Fisik, b. Aspek Tehnik, c. Aspek Taktik, dan d. Aspek Mental.
a. Aspek Fisik
Tujuan latihan fisik adalah mempersiapkan fisik untuk menghadapi tekanan pada pelatihan dan pertandingan. Beberapa unsure-unsur dari aspek fisik yang perlu mendapat pelatihan adalah daya tahan, kekuatan, kelincahan, ketepatan, kelenturan dan lain-lain. Sedangkan tujuan tes menggiring bola menghindari rintangan.
b. Aspek Tehnik
Tujuan latihan tehnik adalah untuk mempermahir penegasan keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga yang digeluti, seperti tehnik mengubah arah lari dengan cepat pada saat menggiring bola dalam permainan sepak bola dan lain-lain.
c. Aspek Taktik
Tujuan latihan taktik adalah untuk menambah dan mengembangkan kemampuan daya tafsir dan berfikir taktis atlit saat menghadapi perlombaan (menyerang dan bertahan).

d. Aspek Mental
Tujuan latihan mental adalah untuk megembangkan kedewasaan serta kemampuan emosional seperti semangat berlatih dan pertandingan, sikap pantang menyerang, percaya diri, kerja sama dan yang tidak kala penting mental juara.
3. Prinsip-Prinsip Latihan.
Prinsip-Prinsip latihan sangat penting bagi pelatih atau guru olahraga dalam upaya peningkatan kemampuan atlit antara lain :
a. Latiahan-latihan yang dilakukan hendaknya diulang-ulang.
Dengan pengulangan suatu gerakan yang dilakukan secara terus-menerus maka ahirnya gerakan tersebut akan menjadi gerakan otomatis hasilnya kita dapat melakukan suatu gerakan dengan cepat dan menggunakan tenaga yang sehemat mungkin.
b. Beban Latihan yang diberikan harus cukup berat
Dengan memberikan beban latihan yang cukup berat akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan lingkuganya. Pemberian beban latihan harus berpegang pada prinsip beban lebih ( Overload principle) dimana melalui rangsangan ( stimulasi ) maksimal atau hamper maksimal dengan latihan yang kian hari kian meningkatdan kian bertambah bebannya, maka perubahan-perubahan dalam tubuh akan tercapai. Bentuk beban pelatihannya ada 2 (dua) macam yaitu : beban luar (Outer load) yaitu bentuk beban latihan yang volume, intensitas recovery, frekuensi, durasi, dan irama pelatihan. Beban dalam (inner Load) yaitu bentuk beban pelatihan fsikologis. Suharno HP (1993) dan bidang pembinaan prestasi koni pusat (1997) menjelaskan bentuk latihan beban sebagai berikut :
1. Volume adalah kualitas baban pelatihan yang dinyatakan dengan satuan jarak total waktu pelatihan, jumlah elemen pelatihan, jumlah set dan sebagainya.
2. Intensitas adalah kualitas beban pelatihan yang menunjukan kadar tingkat pengeluaran energy atlit dalam melakukan aktifitas fisiknya.
3. Recorvery adalah waktu yang digunakan untuk pemulihan tenagakembali antara satu elemen beban pelatihan berikutnya.
4. Repetisi adalah ulangan gerak beberapa kali atlit melakukan setiap kali giliran.
5. Frekuensi adalah berapa kali program pelatihan dilakukan setiap harinya setiap minggu.
6. Durasi adalah lama pelatihan dalam satu sesi pelatihan atau waktu total rangsangan motorik dengan beban pelatihan dalam satu unik pelatihan.
7. Irama adalah ritme atau tempo beban pelatihan yang berhubungan deangan tinggi rendahnya intesitas dan berat ringannya beban pelatihan dalam satu unik pelatihan.


c. Latihan yang diberikan harus meningkat
Pemberian beban latihan yang dilakukan secara bertahap yang kian hari meningkat jumlah pembebanannya akan memberikan epektifitas kemampuan fisik. Peningkatan beban latihan hendaknya disesuikan dengan tingkatan kemampuan atlit serta ditingkatkan setahap demi setahap. Sebab,bila suatu latihan yang diberi terlalu cepat dengan pemberian beban latihan yang ditingkatkan secara cepat pula maka akan menyebabkan terjadinya kelainan pada tubuh. Hal ini disebkan tubuh belum mampuh menerima perbuatan yang ditingkatkan secara cepat sehingga menyebabkan terjadinya cidera.

C. LARI ZIG-ZAG
1. Pengertian lari zig-zag
Menurut sajoto kelincahan atau agaliti adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah, daalm posisi-posisi diarena tertentu (Sajoto, 1998).
Menurut pendapat diatas maka penulis menyimpulkan bahwa lari zig-zag adalah suatu macam bentuk latihan yang dilakukan dengan gerakan berkelok-kelok melewati rambu-rambu yang telah di siapkan, dengan tujuan untuk melatih kemampuan berubah arah dengan cepat. Bentuk latihan ini sangat sesuai dengan gerakan-gerakan menggiring bola dalam hampir setiap bentuk permainan terutama dalam permainan sepak bola.

2. Macam-macam lari zig-zag
Tujuan latihan lari zig-zag adalah untuk menguasai keterampilan lari, menghindar dari berbagai halangan baik orang maupun benda yang ada di sekeliling (saputra, 2002). Sesuai dengan tujuannya lari zig-zag dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Latihan lari zig-zag untuk mengukur kelincahan seseorang
1. Melatih lari segi tiga dengan ukuran garis segitiga yang telah ditentukan.
2. Latihan lari bentuk bintang dengan ukuran garis berbentuk bintang yang telah di tentukan
b. Lataihan lari zig-zag untuk merubah arah gerak tubuh atau bagian tubuh.
1. Latihan lari angka delapan, berlari mengikuti angka delapan
2. Berlari dengan melewati rintangan, pada saat berlari akan berbentuk garis zig-zag

D. KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA
1. Pengertian Menggiring Bola
Pengertian menggiring bola dapat diuraikan beberapa pendapat para ahli sebagai berikut : menurut soekatamsi menggiring bola diartikan dengan gerakan-gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat menguntungkan saja, yaitu pada saat bebas dari lawan, (Soekatamsi, 1992).
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa menggiring bola diartikan dengan gerakan-gerakan lari menggunakan kaki sambil mendorong bola agar terus-menerus bergulir diatas tanah.
2. Prinsip teknik menggiring bola :
a. Bola di dalam penguasaan pemain, bola selalu dengan kaki, badan pemain terletak antara bola dan lawan supaya tidak mudah direbut lawan bola selalu terkontrol.
b. Di depan pemain terdapat daerah kosong, bebas dari serangan lawan.
c. Bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri tiap langkah kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan ditendang irama langkah kaki.
d. Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja akan tetapi harus pula memperhatikan atau mengamati situasi sekitar atau posisi lawan maupun posisi teman.
e. Badang agak condong ke depan, gerakan tang bebas seperti pada waktu lari biasa.
3. Jenis-jenis menggiring bola
a. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar.
b. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam.
c. Menggiring bola dengan punggung kaki.
4. Cara menggiring bola
a. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar.
Posisi kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan kura-kura bagian luar, kaki diputar kedalam pada pergelangan kakinya kea rah kaki tumpuh, bola disentuh pada titik pusatnya dengan kura-kura kaki bagian luar.
Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar digunakan oleh pemain apabila pemain bergerak maju atau apabila lintasannya melengkung, dimana hal ini akan menyebabkan pemain dapat bergerak dengan cepat, posisi badan harus ditempatkan diantara bola dan lawan.
b. Menggiring bola dengan punggung kaki
Menggiring bola dengan punggung kaki dilakukan apabila pemain bergerak ke depan, kaki yang di gunakan untuk menggiring bola ditarik kebawah pada pergelangan kakinya. Usahakan agar bola tatap dekat dengan kaki dan disentuh dengan punggung kaki.
5. Kegunaan menggiring bola
a. Untuk melewati lawan
Untuk mencari kesempatan member umpan kepada teman dengan cepat.
b. Untuk menguasai dan menahan bola agar tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak dapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera memberikan operan kepada teman.
6. Macam-macam latiahan menggiring bola
a. Menggiring bola antara tiang-tiang terpasang dan berliku-liku.
b. Menggiring bola dalam lingkaran.
c. Menggiring bola dengan menghadang oleh lawan.
d. Membawa bola dengan zig-zag atau berkelok-kelok.
e. Berlari sambil menggiring bola, memakai kiri dan kanan.
7. Keterampilan pemain dalam menggiring bola :
a. Kecepatan star pemain harus ditingkatkan karena menggiring bola tergantung pula kepada kecepatan star.
b. Kecepatan harus ditingkatkan agar pemain memiliki kecepatan menggiring bola.
c. Kecepatan pada waktu menggiring bola temponya harus berubah-ubah.
d. Menggiring bola harus kombinasikan dengan gerak tipu, terutama pada waktu melewati lawan.
e. Pada waktu menggiring bola, pandangan mata kita selalu melihat pada bola dan kondisi disekitar kita.
f. Harus memiliki kepercayaan diri-sendiri.

Senin, 21 Desember 2009

MUNGKINKAH ARAB ISRAIL BERSATU ?

Konflik Israel dan Palestina sesungguhnya berawal dari persekongkolan antara kaum imperialis Barat dengan bangsa Yahudi Zionis lebih dari setengah abad yang lalu, mereka bahu membahu sekuat tenaga merampas tanah Palestina dengan klaim-klaim agamis maupun historis. Padahal peristiwa panjang ribuan tahun yang terjadi di atas bumi para nabi ini memperlihatkan bahwa bangsa Palestina adalah pewaris sah tanah Palestina, baik dilihat dari aspek agamis maupun aspek historis.

Sejarah Israel dan Palestina menjadi menarik untuk dicermati karena dapat menguak tentang lemahnya klaim Yahudi atas ‘tanah yang dijanjikan’. Selain itu sejarah ini akan menyadarkan umat Islam tentang pertarungan antara al-haq dengan al-bathil yang akan senantiasa terjadi sepanjang waktu. Untuk itu umat Islam dituntut untuk terus memupuk persatuan dan rasa persaudaraan di antara mereka.
Asal-usul Israel dan Yahudi

Sejarah Israel berawal dari hijrahnya Ibrahim as. (1900 SM) bersama pengikutnya dari Babilonia untuk menghindari tekanan Raja Namruz. Orang-orang Assiria dan Kan’an menyebut para muhajirin ini dengan sebutan Ibrani, yang menurut bahasa Aramy atau Siryany artinya; orang yang menyeberang, karena mereka hijrah dari Babilonia ke Kan’an (Palestina) dengan melintasi sungai Eufrat. Sejak itu kelompok muhajirin dan seluruh turunannya menjadi suatu bangsa yang dinamai bangsa Ibrani.
Sekilas Tentang Kan’an
Sebelum melanjutkan uraian tentang asal-usul Israel dan Yahudi, mari kita ulas sejenak tentang Kan’an yang dijadikan tempat hijrah Nabi Ibrahim.
Cikal bakal bangsa Kan’an datang dari jazirah Arab pada 2500 SM. Mereka kemudian membangun tidak kurang dari 200 kota dan desa di sana, seperti Pisan, Alqolan, Aka, Haifa, al-Khalil, Usdud, Bi’ru Alsaba’, dan Betlehem. Mayoritas penduduk Palestina sekarang, khususnya di pedesaan, merupakan keturunan kabilah bangsa Kan’an, Umuriyah, dan Filistin.
Nama Palestina diambil dari salah satu nama bangsa pelaut yang bermukim di wilayah-wilayah pesisir yang berasimilasi dengan bangsa Kan’an. Bangsa Filistin kemungkinan datang dari daerah barat Asia kecil dan wilayah laut Ijah sekitar abad 12 SM.
Bani Israel atau Yahudi
Setelah mangkatnya Ibrahim, tugas kepemimpinan bangsa Ibrani dipegang oleh putranya, Ishak as.. Selanjutnya Ishak digantikan oleh puteranya yang bernama Ya’qub as. Nabi Ya’kub mempunyai nama kehormatan; ISRAEL, artinya: Hamba Allah yang amat taat. Beliau mempunyai 12 orang putera: Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Zebulon, Isakhar, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Bunyamin. Anak cucu Ya’kub kemudian menjadi suatu bangsa yang disebut Bani Israel (anak cucu Israel). Di antara putera Ya’kub, yang paling banyak keturunannya ialah Yahuda, maka Bani Israel pun dibangsakan kepada Yahuda dengan sebutan YAHUDI.
Atas anjuran Yusuf as—yang pada saat itu menjadi pejabat di pemerintahan Fir’aun—semua anak cucu Ya’kub berhijrah ke negeri Mesir. Di sana mereka diperlakukan dengan baik oleh Pharao (Fir’aun) zaman itu. Akan tetapi berabad-abad kemudian muncullah Pharao yang tidak menyenangi mereka, ia bernama Thotmosis. Dia sangat khawatir terhadap perkembangan bangsa Israel dan juga tidak suka pada agama tauhid yang dianutnya. Karena kedengkiannya tersebut Bani Israel dihinakan menjadi budak.
Bani Israel bersama Musa
Allah kemudian mengutus Musa dan Harun (abad 13 SM) untuk membebaskan Bani Israel dan mengajak Fir’aun bertauhid. Tetapi Fir’aun menolak mentah-mentah seruan Musa tersebut. Bahkan penindasan malah semakin menjadi-jadi. Musa kemudian mengajak Bani Israel berhijrah menuju Kan’an. Fir’aun mencoba mencegah, tapi akhirnya ia diazab Allah SWT dengan ditenggelamkan di Laut Merah. Sedangkan Bani Israel selamat mendarat di gurun Sinai.
Dari Sinai mereka melanjutkan perjalanan melewati padang belantara Syur yang tandus. Kemudian ke Sana, Mara, Elim, dan Thursina. Disinilah watak kolokan Bani Israel mulai nampak, mereka menggerutu, mengomel, serta menyesali Musa dan Harun yang telah membawa mereka hijrah dari Mesir. Meskipun demikian, dalam perjalanan hijrah tersebut Allah SWT tetap memberikan berbagai macam kemudahan bagi Bani Israel, diantaranya berupa naungan awan untuk melindungi dari panas dan menurunkan manna-salwa sebagai makanan ketika lapar. Tapi di sini pula kebodohan Bani Israel terkuak:
1. Sewaktu di perjalanan berjumpa dengan orang-orang Assiria dan Kan’an penyembah berhala, mereka minta kepada Musa agar dibuatkan patung-patung seperti yang mereka lihat untuk disembah.
2. Di gurun Sin Bani Israel kembali mengomel dan menggerutu karena kehausan, maka Allah menyuruh Musa pergi ke lereng gunung Horeb dan memukul batu gunung itu dengan tongkatnya sehingga keluarlah 12 mata air.
3. Di Thursina Musa dan Bani Israel mendirikan perkampungan. Setelah itu Musa pergi selama 40 hari ke bukit Thursina untuk mendapatkan wahyu dari Allah berupa Taurat (perundang-undangan). Akan tetapi kepergian Musa ke bukit Thursina dimanfaatkan oleh seorang fasik bernama Samiri, yang mengajak Bani Israel menyembah patung anak sapi.
4. Ketika diajak untuk beriman kepada Taurat yang diturunkan Allah kepada Musa, mereka malah ragu-ragu dan ingkar seraya berkata, ”Wahai Musa, kami tidak akan pernah percaya kepadamu, kecuali kami bisa melihat Allah secara langsung dengan jelas..” (lihat QS. Al-baqarah ayat 55).
5. Manakala diajak untuk berjihad memasuki Kan’an (Palestina) mereka menolak dengan ungkapan yang tidak sopan, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an,
Mereka berkata: “Hai Musa, kami sampai kapan pun tidak akan memasukinya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja”. (QS. Al-Maidah, 5: 24)
Sebelum sampai di Kan’an Harun wafat, tugas beliau sebagai Imam Bani Israel diserahkan Musa kepada Eliazar (putera Harun). Tidak lama setelah itu Musa pun wafat, beliau berwasiat kepada Bani Israel agar meneruskan cita-cita memasuki negeri Palestina (Kan’an).
Raja-raja Israel
Kepemimpinan Eliazar diganti Yusya. Ia kemudian menggerakkan Bani Israel keluar dari gurun Sinai untuk memerangi bangsa Kan’an dan Filistin penyembah berhala yang tinggal di sana. Setelah Bani Israel berhasil mengalahkannya, negeri itu kemudian dibagi menjadi 12 wilayah. Raja mereka yang pertama adalah Thalut yang memerintah kira-kira antara 1042-1012 SM. Selanjutnya Dawud memerintah lebih kurang 40 tahun lamanya (1012-972 SM). Ia diganti oleh anaknya Sulaiman yang memerintah selama lebih kurang 40 tahun juga (972-937 SM). Pada masa pemerintahan Sulaiman inilah didirikan Haikal (Baitul Maqdis) di atas bukit Moria (Sion/Zion).
Pengaruh kekuasaan Sulaiman pada saat itu sangat luas, meliputi daerah antara pinggiran sungai Eufrat sampai ke laut Merah. Kebesaran zaman Sulaiman inilah yang diimpikan orang-orang Israel saat ini dengan melakukan gerakan zionisme.
Setelah mangkatnya Sulaiman, timbulah sengketa dan perpecahan. Golongan Yahuda dan Benyamin memilih Rahbeam (anak Sulaiman) untuk menggantikan ayahnya menjadi raja. Sementara 10 golongan yang lain lebih memilih Yerobeam dari turunan suku Efraim. Karena tidak menemukan titik temu, kerajaan Israel akhirnya terpecah menjadi dua. Golongan Yahuda membentuk kerajaan sendiri yang mereka namai kerajaan Yahuda, berpusat di Yerusalem, dengan rajanya Rahbeam. Walaupun kerajaannya lebih kecil dari kerajaan Israel, kerajaan Yahuda memiliki kelebihan:
a. Mereka menguasai Palestina sebagai ibu kota pusaka raja Dawud.
b. Baitul Maqdis berada di daerah mereka.
c. Tabut tempat tersimpannya Taurat Musa berada dalam wilayah mereka.
Yerobeam, raja Israel, tidak senang melihat pengaruh kekuasaan kerajaan Yahuda yang tetap mendalam pada hati semua rakyat, karena setiap sembahyang mereka tetap menghadap ke Palestina (Baitul Maqdis). Lalu Yerobeam membuat patung lembu emas untuk sesembahan rakyat Israel, sebagai ganti ibadah biasa, menyembah Yehoah (Allah) sambil berkiblat ke Baitul Maqdis.
Kehancuran Israel, Yahuda, dan Taurat
Kira-kira pada tahun 721 SM bangsa Assiria menyerang kerajaan Israel yang berpusat di Samaria. Seluruh negeri mereka hancurkan, ribuan orang Israel mati terbunuh, orang-orang terkemuka ditawan dan dibuang ke Assiria.
Pada tahun 606 SM negara Yahuda menemui nasib yang sama. Tentara Babilonia di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina. Orang-orang terkemuka dibuang ke Babilonia. Ada upaya-upaya untuk merebut kemerdekaan, tetapi perlawanan ini dipatahkan dan dibalas dengan kejam oleh Babilonia. Kota Palestina dihancurkan, Baitul Maqdis diratakan dengan tanah, Tabut pusaka Musa dengan Tauratnya dihancurkan, ribuan orang terbunuh, selebihnya dijadikan budak. Sebagian dapat meloloskan diri ke luar negeri, di antaranya ke tanah Arab, tepatnya Yatsrib (Madinah).
Peristiwa duka ini sudah diperingatkan Musa kepada bani Israel sebelum beliau wafat, bahwa jika mereka menyimpang dari Taurat mereka akan mendapatkan hukuman dari Allah (wasiat ini tertera dalam Kitab Ulangan: XXVIII; 15, 21, 25, 26)

Kembali ke Palestina
70 tahun lamanya bangsa Yahudi menjadi budak buangan di Babilonia, sampai negeri Babilonia ditaklukkan Persia di bawah kekuasaan Cirus (539 SM). Pada tahun inilah Kaisar Persia membolehkan mereka kembali ke Palestina. Akan tetapi musnahnya Taurat dan pembuangan 70 tahun itu telah merubah bentuk dan pandangan hidup bangsa Yahudi, mereka kehilangan pedoman.
Pada tahun 330 SM, Alexander Agung dari Macedonia (Yunani) mengalahkan Raja Persia, Darius III. Bangsa Yahudi pun berganti tuan. Pada tahun 301 SM negeri-negeri jajahan Yunani sebagian dapat direbut oleh Kerajaan Mesir. Palestina jatuh menjadi jajahan Mesir.
Tahun 199 SM Assiria merebut Palestina dari kerajaan Mesir, mereka menguasainya selama setengah abad, sampai tahun 142 SM. Pada tahun inilah bangsa Yahudi berhasil merebut kemerdekaan dari tangan Assiria. Tetapi tidak sampai seabad, karena tahun 63 SM mereka telah jatuh menjadi jajahan bangsa Romawi.
Pada masa-masa penjajahan Romawi inilah Allah SWT mengutus Isa as. Para sejarawan berselisih pendapat mengenai tahun kelahiran Nabi Isa. Di dalam Injil Matius 2: 1 disebutkan bahwa kelahiran Isa adalah pada masa Herodes, jadi paling lambat kelahirannya terjadi pada 4 SM, tahun matinya Herodes. Sedangkan Lukas menghubungkan kelahiran Isa dengan masa sensus penduduk di zaman Kirenius wali negeri di Syiria. Ini berarti Isa lahir pada 6 atau 7 M, sewaktu Yudea dan Samaria langsung diperintah oleh Roma.
Namun seruan dakwah Nabi Isa yang mengajak Bani Israel berpegang teguh pada ajaran Musa diingkari dengan penuh kedengkian. Pada tahun 33 M diadakan perayaan Paskah tahunan di Bait Allah (Baitul Maqdis). Maksud dari perayaan ini adalah untuk memperingati diselamatkannya bangsa Israel dari penindasan Raja Fir’aun. Akan tetapi perayaan ini sudah jauh dari maksud semula, karena telah berubah menjadi pesta perniagaan yang diwarnai perjudian. Bahkan pintu gerbang Bait Allah diberi patung burung Garuda sebagai lambang kebesaran kekaisaran Romawi. Hal ini amat menghina dan mengotori kesucian bait Allah.
Oleh karena itu Nabi Isa bersama para pengikutnya menyerbu Bait Allah dan memporak-porandakan arena perniagaan tersebut. Kerusuhan ini menimbulkan kemarahan penguasa Romawi. Pasukan Romawi kemudian merangsek ke Bait Allah dan berupaya menangkap Nabi Isa beserta pengikutnya. Tetapi mereka telah menyingkir dan bersembunyi di bukit Gesmani. Pada saat itu orang-orang yahudi karena kedengkian mereka, menyebarkan isu bahwa Isa akan melakukan pemberontakan kepada Romawi dan mengangkat dirinya sebagai Raja Yahudi. Maka terjadilah upaya penangkapan Isa, dan terjadilah peristiwa controversial: penyaliban Isa.
Pada tahun 70 M, Bani Israel pernah mencoba memberontak kepada Romawi, tapi tidak berhasil. Komandan militer Romawi, Titus, berhasil mematahkan pemberontakan itu.
Pada tahun 132-135 M bangsa Yahudi kembali memberontak, tapi lagi-lagi gagal. Pemimpin Romawi Julius Cyprus akhirnya memporak-porandakan Yerusalem. Di atas puing kota ini, Kaisar Romawi, Hendrian I membangun kota baru yang dinamakan Elia Capitolina yang kemudian dikenal dengan nama Elya. Bangsa Yahudi dilarang memasuki kota Yerusalem selama 200 tahun kemudian. Jumlah populasi mereka pun sangat jarang di sepanjang 18 abad berikutnya. Sementara itu, penduduk pribumi dari keturunan Kan’an dan mereka yang berasimilasi dengan mereka dari kabilah-kabilah Arab tetap langgeng di sana, mereka tetap berkelangsungan hidup setelah kehengkangan bangsa Yahudi hingga saat sekarang ini.
Bangsa Romawi berkuasa di Palestina sampai tahun 640 M, yakni sampai datangnya tentara Islam mengusir mereka. Kota Yerusalem kemudian diserahkan secara resmi kepada Khalifah Umar bin Khattab tanpa peperangan. Di bawah pemerintahan Islam seluruh warga masyarakat diperlakukan dengan adil dan diberi kebebasan beribadah sesuai agamanya masing-masing. Saat itu Yahudi, Kristen dan Islam dapat hidup berdampingan dengan damai.

Zionisme: Tonggak Berdirinya Negara Israel
Istilah Zionisme berasal dari akar kata Zion (nama bukit tempat dibangunnya baitul maqdis) yang pada masa awal sejarah Yahudi menjadi sinonim dengan penyebutan untuk kota Yerusalem. Kata ini mempunyai arti khusus bagi orang Yahudi terutama sejak terjadinya penghancuran Baitul Maqdis, untuk mengekspresikan kerinduan memiliki sebuah tanah air.
Tahun 1896 M, di Berlin Theodore Hertzel menerbitkan sebuah buku berjudul Negara Yahudi yang berisi seruan agar orang Yahudi yang bertebaran di mana-mana bertemu. Maka pada 29 Oktober – 11 Nopember 1897, di kota Pall, Swiss, diselenggarakanlah Konferensi Zionisme Internasional pertama yang merekomendasikan berdirinya Negara Yahudi di Palestina.
Hertzl begitu piawai mengembangkan ideologi zionisme, karena ia sangat menguasai senjata terpenting abad 20, yakni media massa, lobi, dan public relations. Dalam rangka merebut pengaruh, Hertzel beraudiensi dengan Paus di Roma, dengan Kaisar Wilhelm di Jerman, dengan Ratu Victoria di Inggris, atau bahkan dengan Sultan Turki di Istambul.
Hertzel menemui Sultan Abdul Hamid II, Khalifah Islam waktu itu. Mereka menawarkan berbagai tawaran yang menggiurkan kepada sultan asalkan mengizinkan bangsa Yahudi menetap di Yerusalem. Ada tiga rayuan yang disampaikan Hertzel:
1. Yahudi menawarkan 120 juta frank Swiss untuk digunakan membangun armada laut kekhalifahan Turki.
2. Yahudi siap melunasi hutang-hutang luar negeri Kesultanan Turki.
3. Yahudi siap memberikan pinjaman tanpa bunga sebesar 35 juta lira emas
Tawaran manis itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan Abdul Hamid, karena beliau mengetahui rencana sesungguhnya di balik tawaran beracun itu. Bahkan menurut beberapa catatan, Sultan sampai meludahi wajah Hertzel.
Hertzel pun mampu memobilisir dana dari para hartawan Yahudi seperti Moses Hess atau Baron de Rothchilds di London. Selain itu, setiap cabang gerakan Zionis di berbagai penjuru dunia selalu dianjurkan untuk menerbitkan koran atau majalah yang memuat artikel mengenai perjuangan mereka. Mereka mencoba menyebarkan citra dan opini positif mengenai gerakan zionisme.
Sementara itu di Hollywood tiga serangkai Yahudi Melvyn, Goodwyn dan Meyer mendirikan studio film MGM yang terkenal itu. Tokoh lain, Adolfh Zuckor, merupakan pionir terpenting perkembangan industri film Amerika Serikat yang kini menguasai dunia. Dengan peranan mereka sebagai perintis industri, maka tidak aneh jika sutradara, bintang film, bisnismen maupun produser film Hollywood sebagian besar berasal dari kalangan Yahudi. Saat ini diantaranya David Geffen, Steven Spielberg dan Jeffry Katzenberg bersama-sama membentuk studio baru “Dreamworks”, merupakan pendukung setia zionisme.
Berkat lobi-lobi dan pembentukan opini yang intens, maka pada 9 Mei 1916, terwujudlah persetujuan “Sykes-Picot” antara Perancis dan Inggris yang berisi pembagian wilayah-wilayah kekuasaan Usmani yang berhasil mereka rebut, Palestina kemudian diletakkan di bawah mandat Inggris.
Usaha untuk menghancurkan kekhalifahan Utsmani dan merampas tanah Palestina juga dilakukan dengan menimbulkan perpecahan di kalangan bangsa Muslim. Di dalam hal ini peranan Inggris amatlah penting. Kepada Syarif Husein, Penguasa Mekkah saat itu, pemerintah Inggris menjanjikan kemerdekaan bagi negara-negara Arab dan berdirinya Khilafah Islamiyah Arabiyah yang dipimpin tokoh Mekkah atau Madinah, bila berhasil meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah dari dalam. Pada 10 Juni 1916 Syarif Husein memproklamasikan pemberontakan Arab terhadap kekuasaan Khalifah Turki Utsmani. Tapi ternyata Inggris mengkhianati janjinya, bahkan yang terjadi adalah wilayah Arab dibagi-bagi menjadi negara-negara kecil dan Syarif Husein sendiri dibuang ke Syprus.
Pada 2 Nopember 1917 lahir apa yang disebut perjanjian Balfour yang menyatakan Inggris akan berusaha keras mewujudkan cita-cita berdirinya negara nasional Yahudi di Palestina. Perjanjian Balfour tersebut kemudian diperkuat oleh keputusan Majelis Umum PBB pada 24 Juli 1922 yang melegalisasi mandat Inggris atas Palestina. Orang-orang Yahudi dari berbagai negara mulai bergerak menduduki Yerusalem (Al-Quds) pada tahun 1929. Pada tahun ini kaum Muslimin Palestina menyelenggarakan pertemuan besar untuk mendukung berdirinya Badan Pembela Masjid Al-Aqsha. Pada musim panas tahun yang sama orang-orang Yahudi melancarkan demonstrasi pamer kekuatan, yang kemudian dibalas dengan demonstrasi tandingan kaum Muslimin yang lebih besar. Suasana di Al-Quds memanas, puncaknya adalah pecahnya bentrokan antara kaum Muslimin yang tidak bersenjata dengan kaum Yahudi yang dipersenjatai Inggris. Peristiwa ini disusul dengan bentrokan-bentrokan lain dan penangkapan besar-besaran penduduk Palestina oleh Inggris. Pada 23 Agustus 1929 meletuslah perlawanan yang dikenal dengan Revolusi Buraq. Inggris segera mematahkannya, pada 17 Juni 1930, Gubernur Jenderal Inggris di Palestina menghukum gantung 3 pejuang Palestina yang terlibat perlawanan tersebut. Namun hal ini tidak membuat perlawanan kaum Muslimin berhenti, pada 25 Nopember 1935, Izzudin Al-Qassam dengan beberapa rekannya menemui syahadah setelah pertempuran hebat melawan Inggris di Junain.
Selain perlawanan bersenjata, bangsa Palestina pun melawan dengan cara melaksanakan pemogokan menyeluruh di Palestina selama kurang lebih 6 bulan sebagai bentuk protes dipersenjatainya Yahudi oleh Inggris. Tetapi pemogokan ini berhenti setelah adanya campur tangan beberapa pemimpin Arab atas desakan Inggris, teman sepersekongkolan mereka.
Pada 15 Mei 1947 Majelis Umum PBB membentuk Komisi Khusus untuk urusan Palestina. Komisi Khusus ini menyelesaikan tugasnya pada bulan Agustus 1947 dan menghasilkan sejumlah laporan, antara lain berisi pentingnya Yahudi mempunyai satu negara di Palestina dan mengamankan nasib imigran Yahudi yang semakin bertambah. Sedangkan masalah Arab, menurut komisi ini perlu didirikan sebuah negara Arab Palestina merdeka.
Pada 29 Nopember 1947 Majelis Umum PBB mengeluarkan keputusan No. 181 tentang pembagian Palestina berdasarkan hasil penelitian Komisi Khusus untuk urusan Palestina. Sejak 10 Februari 1948 penguasa Inggris mulai mengukur beberapa daerah dan menyerahkan bumi Palestina kepada orang Arab dan Yahudi sebagai pelaksanaan keputusan PBB. Akibat pembagian wilayah tersebut seluruh kaum muslimin Palestina melancarkan demonstrasi dan penolakan serta bantahan terhadap hasil penelitian internasional PBB tersebut. Demonstrasi-demonstrasi serupa dilancarkan di Mesir, Suria, Libanon dan negara-negara Arab lainnya.
Sementara itu, bentrokan-bentrokan keras terus terjadi. Pada bulan Maret 1948 Dewan Keamanan PBB bersidang untuk mempelajari situasi dan menyerukan supaya PBB meletakkan Palestina di bawah perwalian PBB sementara dan menghentikan rencana pembagian Palestina. Tapi, tanggal 15 Mei 1948, Yahudi malah memproklamasikan negara Israel. Sekaligus juga tanda berakhirnya mandat Inggris.
Esoknya, 16 Mei 1948, pasukan Arab (Mesir, Suriah, Iraq, Yordania, dan Libanon) memasuki Palestina, namun tanpa kekuatan dan perlawanan yang berarti, kecuali 10.000 pasukan relawan Organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dikirim pemimpinnya, Hasan Al-Banna untuk membebaskan Palestina. Kehadiran pasukan Al-Ikhwan Al-Muslimun ini bukan hanya menggetarkan Israel, tapi juga menimbulkan kekhawatiran negara-negara Arab. Mereka khawatir, kemenangan dan keperwiraan pasukan Al-Ikhwan Al-Muslimun bukan saja berdampak di Palestina, tapi juga di negara-negara Arab. Mereka tidak mau kehilangan pengaruh di tengah-tengah rakyatnya.
Akhirnya negara-negara Arab berkomplot untuk memusnahkan pasukan Al-Ikhwan Al-Muslimun. Atas desakan Inggris pasukan Al-Ikhwan Al-Muslimun akhirnya ditarik mundur oleh Mesir, selanjutnya para aktivisnya dijebloskan ke penjara dengan tuduhan akan merencanakan kudeta militer.
Perang ini akhirnya dimenangkan Yahudi dan mengakibatkan kekalahan besar bagi bangsa Arab. Akan tetapi perlawanan terhadap Yahudi tidak berhenti dan tidak akan pernah berhenti. Perlawanan tersebut saat ini diantaranya dimotori oleh Harakah Muqawwamah Al-Islamiyah (HAMAS) yang didirikan oleh Syaikh Ahmad Yasin (alm) pada hari Selasa, 15 Desember 1987, yang juga merupakan salah satu sayap organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun di Palestina.

Klaim-klaim Yahudi atas Palestina

Penjajahan Yahudi atas Palestina didasari klaim-klaim serta mitos-mitos relijius dan historis. Secara relijius mereka menganggap bahwa Allah telah menjadikan Palestina sebagai “Tanah yang dijanjikan”. Sedangkan relasi historis mereka dengan Palestina, adalah karena mereka pernah berkuasa, bermukim disana dan punya hubungan psikis dan spiritual dengan negeri ini.
Akan tetapi kaum muslimin tetap konsisten pada pendirian bahwa Yahudi tidak berhak sama sekali atas negeri ini. Alasannya adalah, pertama, dari sudut pandang agama, wilayah ini diberikan pada bangsa Yahudi di saat mereka menjunjung tinggi bendera tauhid dengan penuh konsisten di bawah kepemimpinan para rasul dan pemuka agama mereka. Adapun apabila mereka melenceng dari kebenaran dan berupaya mendistorsinya, bahkan membunuhi para Nabi serta membuat keonaran di muka bumi, hilanglah keabsahan relijius yang mereka klaimkan. Yang berhak atas negeri ini justru adalah kaum Muslimin, karena mereka adalah pewaris panji tauhid. Jadi, persoalannya tidak terkait dengan bangsa, keturunan, dan nasionalisme. Namun erat hubungannya dengan persoalan ikut tidaknya seseorang dengan ajaran tauhid.
Allah memberitahu Ibrahim bahwa keimanan dan kepemimpinannya tidak dapat dipegang oleh mereka yang zalim dari keturunan dan anak cucunya. Karena, sekali lagi, persoalannya terkait dengan konsistensi terhadap manhaj dan ajaran Allah. Kalau persoalannya adalah masalah garis keturunan, maka Bani Israel tidak berhak mengklaim bahwa mereka adalah satu-satunya yang berhak atas kepemimpinan. Pasalnya, Ismail as dan keturunannya pun berhak atas janji yang diberikan pada Ibrahim.
Alasan kedua, menanggapi klaim dari sisi historis, maka sesungguhnya pemerintahan Bani Israel di Palestina sangatlah singkat yang tidak lebih dari 4 abad di sebagian wilayah Palestina dan bukan seluruhnya. Sedangkan pemerintahan Islam berlangsung disana selama 12 abad (636-1917 M) yang sempat dijeda oleh peperangan Salib untuk beberapa masa. Selain itu sebagian besar bangsa Yahudi telah meninggalkan wilayah Palestina, dan terputus kontak mereka dengan negeri ini selama 18 abad (sejak 135 M hinga abad 20), sedangkan penduduk pribumi asli Palestina asli—yang kemudian masuk Islam—belum pernah meninggalkan negeri ini selama 4500 tahun yang lalu hingga tiba waktu pendeportasian besar-besaran yang dilakukan para kriminal Zionis pada tahun 1948 M.
Satu hal lagi, sesungguhnya lebih dari 80% Yahudi di zaman ini tidak jelas hubungannya sama sekali dengan Bani Israel, baik keturunan maupun sejarah. Hal itu karena sebagian besar Yahudi kontemporer adalah bangsa Yahudi Khazar yang berasal dari kabilah Tatar, Turki kuno yang berdiam di wilayah Kokaz dataran tinggi Georgia (selatan Rusia). Mereka berkonversi dengan Yahudi pada abad 8 SM di bawah pimpinan rajanya Bolan.Tahun 740 M saat kerajaan mereka runtuh, tersebarlah mereka ke berbagai penjuru Rusia dan timur Eropa. Mereka kemudian disebut Yahudi Askhenazi. Golongan Yahudi ini adalah penganut sekte sesat Qabalisme. Golongan yang lain adalah Yahudi Sephardim, berasal dari kerajaan Yahuda yang berpegang pada Taurat Musa, saat ini mereka paling menderita akibat berkembangnya gerakan zionis. Mereka akhirnya terusir dari kampung halamannya di berbagai negara Arab. Ketika beremigrasi ke Israel pun mereka menjadi warga negara kelas dua dan mendapat perlakuan diskriminatif dari Yahudi Askhenazi yang menguasai politik dan ekonomi negara.
Mungkinkah arab-israil bersatu ?

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2436764